A. Pengertian
Psikologi Konseling
Pada zaman yang semakin berkembang ini,
sering menghadapkan individu kepada persoalan persoalan rumit dan sukar untuk
dipecahkan. Seorang individu dalam proses perkembangannya akan melewati
tahap-tahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik. Masa melewati
tahap-tahap ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh
karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan
problem tersebut. Maka muncul sebuah solusi berupa psikologi konseling yang
kemudian akan sedikit memberikan bantuan berupa pemberian informasi-informasi
kepada individu yang mengalami problem-problem tersebut.
Secara bahasa Psikologi berasal dari 2 kata
yaitu, psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara umum
Psikologi lebih dikenal dengan arti Ilmu Jiwa. Namun, seiring berkembangnya
aliran-aliran dalam Psikologi maka, banyak ahli yang lebih setuju dengan
definisi Psikologi sebagai ilmu tentang perilaku dan mental. sedangkan Kata
konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama” . Kemudian dalam
bahasa Anglo-Saxon istilah konseling berasal dari sellan yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan” .
Dalam buku Psikologi Konseling dan Teknik
Konseling, Abubakar Baraja mengatakan bahwa, “..Psikologi koseling juga dikenal
sebagai suatu proses yang terus menerus. Sehingga dapat dikatakan sifat dari
psikologi konseling adalah Membantu..”. Proses yang terus menerus ini berarti
berangsurnya proses pemulihan problem yang dialami individu ketika individu
tersebut secara aktif berpatisasi dalam proses konseling.
Diambil dari buku Abubakar Baraja dengan
judul yang sama. Gustard, seorang ahli dalam bidang Psikologi Konseling
mencirikan Psikologi Konseling kedalam 3 kategori :
1.
Peserta;
umumnya berjumlah minimal 2 orang (konselor dan Klien), dan bisa juga
berkelompok, dengan peranan atau afiliasi profesional khusus (ahli-ahli pada
masing-masing bidang).
2.
Tujuan;
yaitu untuk dapat menyesuaikan diri kearah yang terbaik dan berfungsi
meningkat. Kemudian dalam hal ini Psikologi Konseling menekankan..
3.
Hasil
belajar; seperti, keterampilan yang ditingkatkan.
Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan
situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia
ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan
pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
(Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan
bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan
dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Psikologi Konseling sebagai sebuah proses
pemberian Informasi, sangat membantu individu dalam mencoba alternatif untuk
keluar dari problem yang menyertai kehidupan. Sehingga diharapkan problem yang
selalu menyertai semua individu dapat diminimalisir.
Menurut buku karangan Sofyan Wills, tujuan
konseling yaitu:
1.
Menangkap
isu sentral atau pesan utama klien.
Konselor harus mampu menangkap isu utama yang menjadi masalah penting
klien.
2.
Utamakan
tujuan klien.
Tanggung
jawab utama konselor mendorong klien mengembangkan potensi kekuatan, kemampuan
klien mengarahkan nasibnya sendiri, dengan kata lain tujuan klien adalah tujuan
konselor itu sendiri.
Diharapkan setelah menjalani konseling, klien
dapat:
1.
Effective
daily living.
Setelah selesai proses konseling klien harus
dapat menjalani kehidupan sehari-hari secara efektif.
2.
Relationship
with other.
Klien mampu menjalani hubungan dengan orang
lain di lingkungan keluarga, sekolah atau kantor.
Dalam bukunya Jannete Murad, Gladding
mengatakan bahwa konseling terkait dengan:
·
Keprihatinan
pada kesejahteraan, pertumnbuhan pribadi karier dan juga patologi. Dengan
perkataan lain berkaitan dengan bidang yang melibatkan hubungan antara manusia.
·
Untuk
orang-orang yang dianggap masih berfungsi mormal.
·
Berdasar
teori dan berlangsung secara terstruktur.
·
Suatu
proses dimana klien belajar bagaimana membuat keputusan dan memformulasikan
cara baru untuk bertingkah laku.
Kemudian Gladding kembali menjabarkan hal-hal
yang terkait dengan psikoterapi, yaitu:
- Berhubungan dengan masalah gangguan jiwa yang serius.
- Lebih menekankan pada masa lalu dari pada yang terjadi sekarang.
- Lebih menekankan pada insight dari pada perubahan.
- Terapis menyembunyikan dan tidak memberikan nilai-nilai dan perasaan.
- Hubungan jangka panjang (20-40 sesi)
Konseling
adalah suatu profesi, artinya yang dapat melakukan konseling adalahorang mendapat
pendidikan untuk melakukan konseling dan melalui proses sertifikasi dan yang
mendapatkan lisensi untuk melakukan konseling.
B.
Persamaan dan Perbedaan Konseling dan
Terapi
Persamaan :
-
dasar : teori, metode & data ilmiah yang telah
dikaji secara empirik (observasi, wawancara, test, teori2)
-
teknik2 ilmiah : pembicaraan, latihan2
-
aturan : biaya, waktu, tempat, alat2,
Perbedaan
Konseling
|
Psikoterapi
|
Kurang intensif
|
Lebih intensif
|
preventif
|
Kuratif / reapartif
|
Fokus : edukasi,
vocational, perkembangan
|
Fokus : remedial
|
Setting : sekolah,
industri, social work,
|
Setting : rumah sakit,
klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah intervensi kurang
|
Jumlah intervensi banyak
|
supportive
|
rekonstructive
|
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
|
Penekanan “disfungsi” /
masalah berat
|
Short term
|
Long term
|
- Brammer Abergo & Shostrom (1993), dijelaskan bahwa terlihat perbedaan konseling dan terapi, terutama pada kedalaman analisis masalah yang terdapat, juga ada penekanan pada perbedaan subjek untuk konseling dan terapi. Konseling menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa sekarang, sedangkan terapi pada masa lalu.
Sifat gangguan yang ditangani oleh konseling
dan terapi juga berbeda, pada konseling lebih kepada masalah-masalah yang
membutuhkan pemecahan masalah sedangkan terapi menangani masalah-masalah
disfungsi atau gangguan emosional yang parah.
Menurut Hansen, Stevic dan Warner (1986),
masalah yang ditangan oleh konseling lebih kepada hubungan interpersonal dan
berkaitan dengan masalah peran. Misalnya bagaimana seorang perempuan yang
menikah dan bekerja membagi waktu untuk dirinya sendiri, suami dan
anak-amaknya, bagaimana ia yang berperan sebagai anak dari orangtuanya, hal
yang seperti inilah yang termasuk kedalam lingkup konseling.
Referensi:
Wills, Sofyan. 2007. Konseling
& Indifidual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Lesmana, J. Murad. 2006. Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar